Bisa menjadi pendonor darah adalah suatu kehormatan dan kebanggaan. Bagaimana tidak, untuk bisa menyumbangkan darah Anda harus melalui seleksi kesehatan yang cukup ketat. Ini berarti ketika Anda lolos, tubuh Anda relatif dalam kondisi sehat. Boleh, dong, Anda bangga dengan “prestasi” ini.
Selain itu siapa tahu berkat darah Anda, sebuah nyawa terselamatkan. Darah Anda dapat mengalir dan membuat seseorang tetap hidup, jelas merupakan sebuah kehormatan.
Namun jangan sampai kebanggaan dan kehormatan tersebut membuat Anda terlena. Meski telah dinyatakan sehat sehingga bisa mendonorkan darah, Anda tetap harus memperhatikan kondisi tubuh setelah donor darah.
Butuh waktu beberapa minggu bagi tubuh agar dapat menggantikan sel-sel darah merah yang hilang setelah donor darah. Karena itu, Anda tetap harus menjaga kondisi dan stamina tubuh agar tidak jatuh sakit pada masa-masa itu. Salah satu caranya tentu dengan memperhatikan asupan nutrisi agar sel-sel darah merah baru yang sehat lebih cepat terbentuk.
Kadar Hemoglobin
Salah satu bagian dari darah yang penting adalah hemoglobin (Hb), yaitu protein dalam tubuh yang terdiri dari zat besi dan membawa oksigen dari paru-paru untuk disalurkan ke seluruh jaringan tubuh. Saat akan donor darah, Hb adalah salah satu yang wajib dites. Tak boleh lebih, apalagi kurang.
Kadar Hb yang normal pada pria dan wanita berbeda. Menurut American Red Cross (organisasi palang merah Amerika), untuk pria, Hb yang normal adalah antara 13,5 hingga 17,5 g/dL. Sedangkan bagi wanita, kadar HB yang normal yaitu, 12 hingga 15,5 g/dL. Karena itu, pastikan kadar HB Anda tetap dalam batas normal.
Mineral terpenting atau esensial yang harus Anda cukupi agar kadar Hb tetap normal adalah zat besi. Tubuh Anda memerlukan zat besi untuk membentuk sel-sel darah baru. Menggantikan sel-sel darah yang hilang karena pendonoran darah.
Sayangnya, menurut National Institute of Health (NIH), sekitar 25-35 persen pendonor mengalami kekurangan zat besi. Keadaan ini dapat menyebabkan fatigue dan anemia. Jika keadaan ini sudah terjadi, dapat membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk mengembalikan kembali kadar zat besi menjadi normal.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan tubuh tergantung pada beberapa faktor. Seperti usia, gender, tipe tubuh, genetik, dan seberapa sering Anda mendonasikan darah. Untuk pria berusia di atas 18 tahun misalnya, membutuhkan zat besi sekitar 8,7 mg setiap hari. Sedangkan pada wanita usia 19-50 tahun memerlukan 14,8 mg zat besi per harinya.
Jenis Zat Besi
Untuk mendapatkan zat besi yang cukup, Anda harus mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, terutama setelah donor darah. Ada dua jenis zat besi yang terkandung dalam makanan, yaitu heme dan non-heme. Zat besi heme adalah zat besi yang terdapat dalam makanan hewani. Sedangkan zat besi non-heme merupakan zat besi yang berasal dari tanaman.
Zat besi heme mudah diserap oleh tubuh, terdapat dalam daging sapi, ikan, serta daging unggas. Tubuh menyerap sekitar 30% zat besi yang ada dalam makanan tersebut. Jadi, setelah donor darah Anda bisa memanjakan diri dengan seporsi steak. Itulah salah satu keuntungan menjadi donor darah, Anda memiliki alasan untuk makan enak.
Manjakan juga lidah dengan aneka sushi salmon atau sashimi. Seratus gram fillet ikan salmon bisa mencukupi seperenam kebutuhan zat besi wanita dalam sehari. Selain zat besi dalam salmon mudah diserap, salmon juga dapat membantu penyerapan zat besi dari makanan yang mengandung zat besi non-heme. Nilai plus lain, dibanding daging merah, salmon relatif lebih sehat karena mengandung asam lemak yang baik bagi tubuh. Dan tidak membahayakan kadar kolesterol Anda.
Jenis lain zat besi dari makanan yaitu non-heme. Zat besi ini terdapat pada makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Sayangnya, dibanding zat besi heme, zat besi non-heme tak mudah diserap oleh tubuh. Hanya 2-10% zat besi dari makanan non-heme yang bisa diserap tubuh.
Namun penyerapan zat besi bisa lebih dioptimalkan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi heme dan non-heme secara bersamaan. Atau dengan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar vitamin C-nya, seperti tomat, jeruk, dan lain-lain. Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi non-heme.
Perlukah Suplemen?
Kebutuhan zat besi bagi orang yang selesai mendonorkan darahnya memang lebih tinggi. Kadang zat besi dari makanan tidak tercukupi. Ini karena ada beberapa faktor yang bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan, seperti kopi dan teh, cokelat, makanan tinggi serat, dan makanan tinggi kalsium.
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Institute for Transfusion Medicine, University of Pittsburgh menemukan bahwa, sangat penting untuk menjaga tingkat zat besi setelah mendonasikan darah. Dan suplemen yang mengandung zat besi efektif untuk membentuk kembali hemoglobin.
Studi tersebut mengukur efek dari pemberian suplemen zat besi dosis rendah setelah donor darah. Para responden terdiri dari 136 pendonor wanita, 79 pria, dan 52 pendonor berusia 60 ke atas. Ternyata dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa pemberian suplemen yang mengandung zat besi dapat mempercepat proses pemulihan tingkat hemoglobin, yaitu hanya 11 minggu. Sedangkan yang tidak mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi baru pulih kadar zat besinya setelah 24 minggu.
Hasil penelitian tersebut kemudian dimuat dalam Journal of the American Medical Association. Karena itulah para ahli menyarankan para pendonor untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi, 18-38 mg setiap hari.
Untuk mempercepat peningkatan zat besi sekaligus menjaga kesehatan pembuluh darah, Anda bisa mengonsumsi suplemen yang mengandung salmon serta nutrisi lain, seperti vitamin E, EPA, DHA, dan omega 3, 6, 9. Salah satu suplemen yang memenuhi kandungan tersebut adalah Omepros. Dengan aktif bergerak dan menyeimbangkan asupan nutrisi baik bagi tubuh, Anda bisa kembali pulih dengan cepat setelah donor darah dan kembali lagi menjadi donor darah pada beberapa bulan berikutnya.
Omepros, balancing your life!